Bulan ramadhan
juga disebut sebagai syahrul ukhuwah atau bulan persaudaraan. Disamping sebutan
lainnya yang sudah sangat kita kenal seperti syahrul qur’an atau syahrul
jihad, syahrul tarbiyah, syahrul
rahmat, syahrul maghfiroh dll. Allah swt memang Maha Pencipta. Dia
berikan bulan ramadhan kepada ummat sebagai peringatan dan pembelajaran tentang “peduli tetangga”. Sebagai salah
satu wujud ukhuwah. Tentunya, kita
sebagai muslim yang baik hati dan tidak sombong, haruslah memanfaatkan momentum
berharga ini untuk
aktualisasikan diri bahwa kita adalah muslim yang mempunyai sikap ukhuwah yang tergolong
tinggi. Paling tidak kita lebih bisa memberikan perhatian kepada tetangga dekat
kita, yang setiap hari berjumpa
dan bersosialisasi. Salah satunya adalah dengan silaturahim. Silaturahim ini
tentunya turunannya akan banyak sekali. Tidak sekedar datang ke rumah atau
sekedar menyapa. Jikalau bisa lebih dari itu, kenapa tidak kita lakukan? Silaturahim adalah kata yang indah. Dan di
dalam Al quran juga banyak disebut. Silaturahim tidak hanya kita lakukan pada
saat lebaran saja. Tidak hanya kita lakukan saat tetangga atau saudara kita
sedang sakit atau sedang mempunyai “acara”. Silaturahim tidak hanya dilakukan kepada mereka yang kita
kenal. Siapapun akan senang jika kita bisa silaturahimi. Tentunya dengan cara
dan maksud yang baik.
Kamis, 26 Juli 2012
Minggu, 15 Juli 2012
NERAKA SUPER DAHSYAT
Allah Subhanahu wa ta’ala
berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang
kafir terhadap ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka.
Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain
supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi
Mahabijaksana.” (an-Nisa: 56)
Iman
tentang adanya surga dan neraka adalah satu prinsip dalam akidah Ahlus Sunnah
wal Jamaah. Al-Imam Ahmad t berkata, “Surga dan neraka adalah dua makhluk Allah
Subhanahu wa ta’ala yang telah diciptakan, sebagaimana sabda Rasulullah
shalallahu alaihi wassalam:
“Aku masuk ke surga, aku pun
melihat istana di sana.”
“Aku juga melihat al-Kautsar.”
“Aku melihat ke surga, ternyata
kebanyakan penduduk surga adalah demikian (yakni orang-orang fakir).
Rabu, 04 Juli 2012
HARTA YANG SEBENARNYA
Kita manusia pada umumnya gemar menumpuk atau menimbun harta. Namun mungkin tak
pernah disadari bahwa harta mereka yang hakiki adalah segala perbuatan yang
ditujukan pada kebaikan. Banyak orang berlomba-lomba mencari
harta dan menabungnya untuk simpanan di hari tuanya. Menyimpan harta tentunya
tidak dilarang selagi ia mencarinya dari jalan yang halal dan menunaikan apa
yang menjadi kewajibannya atas harta tersebut, seperti zakat dan nafkah yang
wajib.
Namun ada simpanan yang jauh
lebih baik dari itu, yaitu amal ketaatan dengan berbagai bentuknya yang ia
suguhkan untuk hari akhirat. Yaitu untuk suatu hari dimana tidak lagi
bermanfaat harta, anak, dan kedudukan. Harta memang membuat silau
para pecintanya dan membius mereka sehingga seolah harta segala-galanya. Tak
heran jika banyak orang menempuh cara yang tidak dibenarkan oleh syariat dan
fitrah kesucian seperti korupsi, mencuri, dan menipu.
MENYAMBUT BULAN RAMADHAN
Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh jutaan umat muslim di seluruh penjuru dunia. Kurang lebih dua minggu lagi kita akan memasuki bulan penuh berkah itu pada tahun 1433 Hijriyah ini. Untuk dapat menjalankan ibadah Ramadhan secara maksimal, sudah sepantasnya umat muslim mempersiapkan diri untuk menyambut bulan yang mulia ini.
Ada 4 hal yang perlu dipersiapkan untuk menyambut Ramadhan :
1. Persiapan nurani atau persiapan rohaniyah
1. Persiapan nurani atau persiapan rohaniyah
Persiapan nurani untuk menyambut bulan Ramadhan merupakan persiapan yang sudah seharusnya dipersiapkan. Persiapan ruhiyah dapat dilakukan dengan cara tazkiyatun nafs/ membersihkan hati ari Penyakit-penyakit dalam jiwanya sehingga hati nurani akan bersih dari penyakit-penyakit yang dapat mengganggu ibadah di bulan Ramadhan nantinya. “Dan beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya” (Asy-Syams:9)
Senin, 02 Juli 2012
MALAM NISFU' SYA'BAN
Barang
siapa yang mengagungkan bulan Sya’ban, bertakwa kepada Allah dan taat
kepada-Nya, serta menahan diri dari perbuatan maksiat, maka Allah SWT
mengampuni dosanya dan menyelamatkannya pada tahun itu dari segala macam
bencana, dan dari bermacam-macam penyakit."
Menurut As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al Malikiy dalam kitab beliau ‘Madza fi Sya’ban’, dalam bulan Sya’ban ini ada kejadian-kejadian besar yang berkaitan erat dengan perjalanan hidup umat. Kejadian-kejadian tersebut diantaranya: Allah berkenan untuk merubah arah kiblat umat Islam dari Masjidil Aqsho ke arah Masjidil Haram, yang sebelumnya tatkala umat Islam berada di Kota Madinah, jika melakukan shalat kiblatnya mengarah ke arah Baitul Maqdis.
Menurut As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al Malikiy dalam kitab beliau ‘Madza fi Sya’ban’, dalam bulan Sya’ban ini ada kejadian-kejadian besar yang berkaitan erat dengan perjalanan hidup umat. Kejadian-kejadian tersebut diantaranya: Allah berkenan untuk merubah arah kiblat umat Islam dari Masjidil Aqsho ke arah Masjidil Haram, yang sebelumnya tatkala umat Islam berada di Kota Madinah, jika melakukan shalat kiblatnya mengarah ke arah Baitul Maqdis.
Senin, 18 Juni 2012
KEBERKAHAN BULAN SYA'BAN
Waktu
berjalan dengan begitu cepat, saat ini kita sudah menapaki hari-hari awal bulan
sya’ban. Ramadhan telah tiba di hadapan, padahal seolah belum lama kita
meninggalkan bulan mulia itu dengan suka cita hari raya. Maka benarlah apa yang
diisyaratkan Rasulullah SAW dalam haditsnya : “ Ada dua nikmat yang
kebanyakan manusia lalai daripadanya : kesehatan dan kesempatan (waktu luang)
“ (HR Bukhori) . Karena itulah, mari kita segera berbenah diri sejak
dini, menata hati dan langkah menyambut ramadhan, di mulai dari bulan Sya’ban
ini.
Selasa, 05 Juni 2012
MENYONGSONG MASA DEPAN
Kita sadar bahwa hidup ini bukan sekedar
kehidupan biologis yaitu proses lahir, tumbuh, reproduksi, mati dan selesai.
Bagi kita masih ada kehidupan yang lebih bernilai dan abadi yaitu kehidupan
akhirat.
Jika pandangan hidup kita sudah benar, maka kita
harus menggunakan segala potensi untuk meraih kesuksesan masa depan. Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS. Al-Hasyr[59]:18)
Kamis, 31 Mei 2012
TAKUT AKAN MATI
Kalau kita takut mati, berarti kita takut terhadap apa yang
mestinya kita dambakan. Kematian sebenarnya merupakan perwujudan dari apa
yang tersirat dalam definisi tentang manusia sebagai makhluk hidup, berpikir,
dan akan mati. Artinya, kematian justru menyempurnakan manusia. Lewat kematian,
manusia mencapai bidang kehidupannya yang paling tinggi.
Namun demikian, tak jarang sebagian kita merasa takut menghadapi
kematian. Takut mati merupakan insting dan alami pada setiap makhluk hidup.
Bayangan kematian adalah bayangan yang sangat menakutkan. Jika kita takut
terhadap sesuatu, karena sesuatu itu akan membawa kematiannya. Sekiranya
kematian itu tidak ada di tengah manusia, niscaya tidak ada sesuatu pun yang
ditakutinya, Ada beberapa kemungkinan
kenapa takut mati sering menghantui kita. Di antaranya, mungkin kita tidak tahu
apa mati itu; tidak tahu di mana sebetulnya jiwa akan pergi nanti; salah
menduga bahwa tubuh dan jiwa akan hancur tanpa bekas dan ada penderitaan yang
sangat menyakitkan; takut siksa dan bingung apa yang akan kita hadapi setelah
mati; atau kita terlalu sayang harta sehingga sedih meninggalkannya.
Mereka yang sering mengingat mati dan (tekun) mempersiapkan diri menghadapi kematian. Mereka pergi dengan kelegaan dunia dan kemuliaan akhirat,'' sabda Nabi. Kita perlu mengingat hadis di atas, yang dikutip Imam Ghazali dalam Al-Qur'an. Dalam setiap pergantian tahun, sebenarnya umur kita semakin mengurang. Hari-hari kehidupan kita semakin dekat kepada liang kubur alias kita akan mati.
Menurut Ghazali, dalam syariat Islam, kita akan mendapatkan pahala besar kalau sering mengingat kematian. Sabda Nabi, ''Aku tinggalkan dua pemberi peringatan di tengah-tengah kalian, yang diam dan dapat berbicara. Yang diam adalah maut (mati), sedangkan yang berbicara adalah Alquran.'' Dalam Alquran, Allah tegas mengatakan, ''Katakanlah, sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan (QS 62:8).
Mereka yang sering mengingat mati dan (tekun) mempersiapkan diri menghadapi kematian. Mereka pergi dengan kelegaan dunia dan kemuliaan akhirat,'' sabda Nabi. Kita perlu mengingat hadis di atas, yang dikutip Imam Ghazali dalam Al-Qur'an. Dalam setiap pergantian tahun, sebenarnya umur kita semakin mengurang. Hari-hari kehidupan kita semakin dekat kepada liang kubur alias kita akan mati.
Menurut Ghazali, dalam syariat Islam, kita akan mendapatkan pahala besar kalau sering mengingat kematian. Sabda Nabi, ''Aku tinggalkan dua pemberi peringatan di tengah-tengah kalian, yang diam dan dapat berbicara. Yang diam adalah maut (mati), sedangkan yang berbicara adalah Alquran.'' Dalam Alquran, Allah tegas mengatakan, ''Katakanlah, sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan (QS 62:8).
Wallohu Bi Showab.....
JALAN KEBAHAGIAAN IKHLASH
Kita harus senantiasa menyadari, bahwa kita hidup di dunia ini untuk
semata mengabdi kepada Allah SWT. Mengumpulkan amal saleh dari detik ke
detik, dari hari ke hari, sebagai bekal untuk mencapai ridhaNya. Tidak
ada artinya hidup kita, bila kita kerahkan untuk semata kenikmatan
dunia. Kerena dunia ini hanya sementara. Kita pasti akan meninggalkannya
cepat atau lambat. Pun tidak ada gunanya bila kita bekerja keras hanya
untuk memenuhi keinginan hawa nafsu. Karena hawa nafsu hanya panggilan
sesaat, setelah itu ia akan hilang, meniggalkan dosa-dosa dan menodai
harga diri kita. Allah SWT. dalam rangka ini mengajarkan kepada kita
keikhlsan.
Ikhlash
dalam arti bahwa kita bekerja apa pun hanya dengan niat untuk meraih
ridha Allah semata. Karena hanya dari ikhlash inilah kebahagiaan abadi
akan kita raih. Segala bentuk amal, yang besar sekalipun nilainya di
mata mansuia, tidak ada artinya di mata Allah bila tidak dibarengi
dengan keihklasan. Namun sekecil apapun perbuatan kita, di mata mansuia,
bila dibarengi dengan niatan ikhlash, ia sangat besar nilainya di mata
Allah, dan akan menjadi mercusuar bagi kebahagiaan kita di dunia dan di
akhirat.
Langganan:
Postingan (Atom)