Kamis, 26 Juli 2012

RAMADHAN SYAHRUL UKHUWAH


Bulan ramadhan juga disebut sebagai syahrul ukhuwah atau bulan persaudaraan. Disamping sebutan lainnya yang sudah sangat kita kenal  seperti syahrul qur’an atau syahrul jihad, syahrul tarbiyah, syahrul rahmat, syahrul maghfiroh dll. Allah swt memang Maha Pencipta. Dia berikan bulan ramadhan kepada ummat sebagai peringatan dan pembelajaran tentang “peduli tetangga”. Sebagai salah satu wujud ukhuwah. Tentunya, kita sebagai muslim yang baik hati dan tidak sombong, haruslah memanfaatkan momentum berharga ini untuk aktualisasikan diri bahwa kita adalah muslim yang mempunyai sikap ukhuwah yang tergolong tinggi. Paling tidak kita lebih bisa memberikan perhatian kepada tetangga dekat kita, yang setiap hari berjumpa dan bersosialisasi. Salah satunya adalah dengan silaturahim. Silaturahim ini tentunya turunannya akan banyak sekali. Tidak sekedar datang ke rumah atau sekedar menyapa. Jikalau bisa lebih dari itu, kenapa tidak kita lakukan? Silaturahim adalah kata yang indah. Dan di dalam Al quran juga banyak disebut. Silaturahim tidak hanya kita lakukan pada saat lebaran saja. Tidak hanya kita lakukan saat tetangga atau saudara kita sedang sakit atau sedang mempunyai “acara”. Silaturahim tidak hanya dilakukan kepada mereka yang kita kenal. Siapapun akan senang jika kita bisa silaturahimi. Tentunya dengan cara dan maksud yang baik.

Minggu, 15 Juli 2012

NERAKA SUPER DAHSYAT


Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (an-Nisa: 56)
Iman tentang adanya surga dan neraka adalah satu prinsip dalam akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Al-Imam Ahmad t berkata, “Surga dan neraka adalah dua makhluk Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah diciptakan, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassalam:
“Aku masuk ke surga, aku pun melihat istana di sana.”
“Aku juga melihat al-Kautsar.”
“Aku melihat ke surga, ternyata kebanyakan penduduk surga adalah demikian (yakni orang-orang fakir).

Rabu, 04 Juli 2012

HARTA YANG SEBENARNYA


Kita manusia pada umumnya gemar menumpuk atau menimbun harta. Namun mungkin tak pernah disadari bahwa harta mereka yang hakiki adalah segala perbuatan yang ditujukan pada kebaikan.  Banyak orang berlomba-lomba mencari harta dan menabungnya untuk simpanan di hari tuanya. Menyimpan harta tentunya tidak dilarang selagi ia mencarinya dari jalan yang halal dan menunaikan apa yang menjadi kewajibannya atas harta tersebut, seperti zakat dan nafkah yang wajib.
Namun ada simpanan yang jauh lebih baik dari itu, yaitu amal ketaatan dengan berbagai bentuknya yang ia suguhkan untuk hari akhirat. Yaitu untuk suatu hari dimana tidak lagi bermanfaat harta, anak, dan kedudukan.  Harta memang membuat silau para pecintanya dan membius mereka sehingga seolah harta segala-galanya. Tak heran jika banyak orang menempuh cara yang tidak dibenarkan oleh syariat dan fitrah kesucian seperti korupsi, mencuri, dan menipu.

MENYAMBUT BULAN RAMADHAN

Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh jutaan umat muslim di seluruh penjuru dunia. Kurang lebih dua  minggu lagi kita akan memasuki bulan penuh berkah itu pada tahun 1433 Hijriyah ini. Untuk dapat menjalankan ibadah Ramadhan secara maksimal, sudah sepantasnya umat muslim mempersiapkan diri untuk menyambut bulan yang mulia ini.

Ada 4 hal yang perlu dipersiapkan untuk menyambut Ramadhan :

    1. Persiapan nurani atau persiapan rohaniyah

       Persiapan nurani untuk menyambut bulan Ramadhan merupakan persiapan yang sudah seharusnya   dipersiapkan. Persiapan ruhiyah dapat dilakukan dengan cara tazkiyatun nafs/ membersihkan hati ari Penyakit-penyakit dalam jiwanya sehingga hati nurani akan bersih dari penyakit-penyakit yang dapat mengganggu ibadah di bulan Ramadhan nantinya.  “Dan beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya” (Asy-Syams:9)

Senin, 02 Juli 2012

MALAM NISFU' SYA'BAN

Barang siapa yang mengagungkan bulan Sya’ban, bertakwa kepada Allah dan taat kepada-Nya, serta menahan diri dari perbuatan maksiat, maka Allah SWT mengampuni dosanya dan menyelamatkannya pada tahun itu dari segala macam bencana, dan dari bermacam-macam penyakit."
Menurut As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al Malikiy dalam kitab beliau ‘Madza fi Sya’ban’, dalam bulan Sya’ban ini ada kejadian-kejadian besar yang berkaitan erat dengan perjalanan hidup umat. Kejadian-kejadian tersebut diantaranya: Allah berkenan untuk merubah arah kiblat umat Islam dari Masjidil Aqsho ke arah Masjidil Haram, yang sebelumnya tatkala umat Islam berada di Kota Madinah, jika melakukan shalat kiblatnya mengarah ke arah Baitul Maqdis.