Kamis, 10 November 2011

Cemburu

Cemburu adalah kebencian terhadap keikutsertaan orang lain."Jika Alloh telah cemburu artinya Alloh tidak rela keikutsertaan selain-NYA yang berhak ditaati oleh hamba-NYA; Sesungguhnya orang-orang yang malas beribadah adalah mereka yang mengikat kebenaran dibawah kaki mereka seperti orang yang hina, sehingga mereka menjauh dari Alloh dan Alloh menjadikan mereka menunda-nunda ibadahnya. Syair:

aku adalah orang yang jatuh cinta
pada orang yang aku suka
akan tetapi keburukan menghalangiku
dari memandang orang yang akau sukai

sesungguhnya aku hasud terhadap
kedua pandangan mataku terhadapmu
sehingga kupejamkan mataku
jika aku melihatmu

aku melihatmu berlenggang penuh keindahan
yang membuatku tertarik
sehingga aku cemburu kepadamu
karena keindahanmu

Suatau gambaran tentang kecemburuan . Cemburu ada dua pertama Kecemburuan manusia pada yang lain dan kecemburuan Tuhan kepada hati. Kecemburuan Tuhan pada hati akan memberikan tenaga kepada manusia untuk tidak peduli kepada selain Alloh Swt. wa allohu 'alam

(disarikan dari kitab : Risalah Qusairiyah)

Waktu

Waktu adalah sesuatu yang membekukan dan dapat menggundulimu, tapi tidak membatahmu; artinya seandainya waktu menghapus dan melenyapkanmu maka seketika itu pula kamu pasti telanjang dan sirna. Namun waktu tidak berbuat demikian, ia hanya mengambil sebagian usiamu , tidak menghapus keseluruhan hidupmu;  Syair waktu:

setiap hari yang lewat
mengambil bagianku
mewariskan hati yang lelah
dan duka kemudia berlalu

sebagaimana penduduk neraka
jika telah datang kulitnya
maka akan deikembalikan seperti semula
agar mereka merasakan pedihnya siksa

tidaklah orang mesti istirahat
dengan kematianya, tapi kematian itu
hayanlah sebuah kematian kehidupan
sementara untuk hidup selamanya

Orang yang berakal adalah manusia yang mampu mempergunakan waktu secara bijak. Jika waktunya cerah dan menegakkan, maka dia akan menegakkanya dengan syariat; dan jika waktunya terhapaus, maka mengalahkanya adalah hukum-hukum hakekat (suatau unggkapan yg mengartikan bahwa seseorang yang tenggelam dan hanyut dari kesadaran dirinya dan orang lain, maka dia disibukkan hanya dengan Al Haqq dan terlepas dari kehidupan dunia.. (disarikan:risalah Qusairiyah)

Minggu, 06 November 2011

Cinta Dalam Islam

Cinta dalam islam

Cinta letaknya di hati. Meskipun tersembunyi, namun getarannya tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus mengendalikan tindakan. Sungguh, Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat. Cintalah yang mampu melunakkan besi, menghancurkan batu karang, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Begitulah hebatnya cinta
Namun hati-hati juga dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu. Cinta yang tidak dilandasi kepada Allah. Itulah para pecinta dunia, harta dan wanita. Dia lupa akan cinta Allah, cinta yang begitu agung, cinta yang murni.
Cinta Allah cinta yang tak bertepi. Jikalau sudah mendapatkan cinta-Nya, dan manisnya bercinta dengan Allah, tak ada lagi keluhan, tak ada lagi tubuh lesu, tak ada tatapan kuyu. Yang ada adalah tatapan optimis menghadapi segala cobaan, dan rintangan dalam hidup ini. Tubuh yang kuat dalam beribadah dan melangkah menggapai cita-cita tertinggi yakni syahid di jalan-Nya.
Tak jarang orang mengaku mencintai Allah, dan sering orang mengatakan mencitai Rasulullah, tapi bagaimana mungkin semua itu diterima Allah tanpa ada bukti yang diberikan, sebagaimana seorang arjuna yang mengembara, menyebarangi lautan yang luas, dan mendaki puncak gunung yang tinggi demi mendapatkan cinta seorang wanita. Bagaimana mungkin menggapai cinta Allah, tapi dalam pikirannya selalu dibayang-bayangi oleh wanita/pria yang dicintai. Tak mungkin dalam satu hati dipenuhi oleh dua cinta. Salah satunya pasti menolak, kecuali cinta yang dilandasi oleh cinta pada-Nya.

Ketika keluarga sakinah dalam masalah


Ketika keluarga sakinah dalam masalah:

Kita saat ini ada di tengah arus deras pergeseran nilai sosial dalam masyarakat kita. Pergeseran nilai sosial tampak pada kecenderungan makin permisifnya keluarga-keluarga di masyarakat kita. Keluarga tidak lagi dilihat sebagai ikatan spiritual yang menjadi sarana ibadah kepada Sang Pencipta. Kawin-cerai hanya dilihat sebatas proses formal sebagai kontrak sosial antara dua insan yang berbeda jenis. Perkawinan kehilangan makna sakral dimana Allah menjadi saksi atas ijab-kabul yang terjadi.  Nilai2 filosofis  keluarga bahagaia telah pudar dalam  ke egoan pribadi yang hanya mementikan kebutuhan diri sendiri secara sepihak tanpa memahami derita batin dari keluarga. Banyak keluarga sakinah menjadi bermasalah karena salah dalam pemahaman nilai pernikahan , apalagi menggunakan hujah suatu dalil untuk dijadikan pegangan. Sungguh memprihatinkan esistensi istiqomah yang telah di dengung-dengungkan justru memakan dirinya sendiri tanpa merasa bersalah melegalkan suatu  aturan dengan melandasi dari sifat egoisme diri tanpa melihat ukuran kelemahan dari keluarga. Semoga kita semua  berfikir arif  dalam memahami suatu nilai keikhlasan dalam keluarga  agar nilai sakinah mawadah warohmah benar  sesuai tuntunan Alloh Swt.

Idul Adha 1432H

KHUTBAH IDUL ADHA 1432 H.
Bersikap Memerlukan Pengorbanan 


Allahu Akbar Allahu Akbar, Allahu Akbar Walilaahilhamd
Hadirin wal hadirot  sidang Idul adha yang dirahmati Allah SWT.

Pada hari yang mulia ini, 10 Dzulhijah 1432 H seluruh umat Islam di seantero dunia memperingati hari raya Idul Adha atau hari raya qurban. Sehari sebelumnya jutaan umat Islam yang menunaikan ibadah haji melakukan wukuf di Arafah, mereka berkumpul dengan memakai ihram sebagai lambang kesetaraan derajat manusia di sisi Allah swt, tidak ada keistimewaan  antar satu bangsa dengan bangsa yang lainnya, suku dengan suku lainya  kecuali takwa kepada Allah Swt.

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.  QS Al-Hujaraat (49):13

Peringatan hari raya ini tak bisa dilepaskan dari peristiwa bersejarah ribuan tahun silam ketika Nabi Ibrahim as, dengan penuh ketaqwaan, memenuhi perintah Allah untuk menyembelih anak yang dicintai dan disayanginya, yaitu Nabi Ismail as.  Atas kekuasaan Allah, secara tiba-tiba yang justru disembelih oleh Nabi Ibrahim as telah berganti menjadi seekor kibas (sejenis domba). Peristiwa itulah yang kemudian menjadi simbol bagi umat Islam sebagai wujud ketaqwaan seorang manusia mentaati perintah Allah swt. Ketaqwaan Nabi Ibrahim kepada Allah swt diwujudkan dengan sikap dan pengorbanan secara totalitas, menyerahkan sepenuhnya kepada sang Pencipta dari apa yang ia percaya sebagai sebuah keyakinan.